Fakta-fakta sejarah seputar Gerakan 30 September 1965 penuh dengan perdebatan. Berdebat sih boleh namun pada masa Orde Baru, rezim Soeharto melarang buku-buku yang mendebat versi mereka. Bahkan hingga hari ini, pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono masih melarang buku sejarah anak sekolah menulis "G30S" (tanpa PKI). Rezim Soeharto menimpakan kesalahan pada Partai Komunis Indonesia. Mereka dicap mendalangi Letnan Kolonel Untung dan kawan-kawan menculik beberapa jenderal.
Saya membaca buku-buku sejarah versi Nugroho Notosusanto, kepala Pusat Sejarah ABRI, untuk tahu detail apa yang terjadi malam itu. Notosusanto intinya mengatakan D.N. Aidit dari Politbiro PKI mendorong Untung dan kawan-kawan untuk menculik para jenderal lewat pekerjaan "Biro Khusus."
Namun saya juga membaca beberapa buku karya-karya Benedict Anderson, Ruth McVey, Rex Mortimer, George McT. Kahin dan belakangan juga sejarahwan dari Jakarta macam Asvi Marwan Adam atau pelaku seperti Kolonel A. Latief. Mereka secara detail mempertanyakan versi Notosusanto. Saya takkan mengulangi argumentasi ini. Resminya, buku-buku McVey, Mortimer dan lainnya masih dilarang negara Indonesia. Anderson menulisnya secara singkat dalam Petruk Dadi Ratu.
Dari bacaan-bacaan itu, saya memutuskan bila menulis untuk audiens Indonesia memakai frasa "G30S" (bukan "G30S/PKI). PKI belum pernah dibuktikan di depan pengadilan terlibat dalam G30S walau beberapa pemimpin mereka (termasuk D.N. Aidit) tahu rencana Letnan Kolonel Untung menculik para jenderal. Kini juga sudah terbukti, Soeharto bertemu dengan Kol. Latief pada 30 September 1965, serta kemungkinan besar tahu rencana ini.
Tapi kita toh tidak menulis G30S/Soeharto? Paralel dengan argumentasi G30S/PKI ini, kita tak menulis PRRI/PSI atau PRRI/Masjumi walau Soemitro Djojohadikoesoemo (tokoh PSI) terlibat PRRI atau Muh. Natsir (tokoh Masjumi) juga terlibat PRRI? Atau lebih parah lagi, kalau kita menganggap Orde Baru adalah orde fasis militeristis yang bikin Indonesia bangkrut, kita toh tak menulis Orde Baru/Golkar atau Orde Baru/ABRI bukan?
Sayang memang tak ada pengadilan terhadap PKI. Namun Soeharto masih hidup. Saya kira Soeharto masih bisa ditanyai berbagai pertanyaan yang masih menganga dari G30S.
Sumber: http://andreasharsono.blogspot.com/2007/05/beda-g30s-dan-g30spki.html
Sunday, June 10, 2007
Beda G30S dan G30S/PKI
Posted by PDSP at 11:27 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment