Sunday, June 10, 2007

Front Rakyat Papua Desak Pelurusan Sejarah

Sekitar 300 orang yang menamakan diri Front Persatuan Perjuangan Rakyat Papua Barat melakukan aksi damai di lapangan Trikora, Jayapura, Selasa (15/11/2005).

Aksi ini menyikapi peluncuran buku Een Daad van Vrije Keuzz De Papoea's van westelijk Nieuw-Guinea en de grenzen van bet zelfbeschikkingsrecht karya Prof PJ Drooglever di Den Haag, Belanda.

"Buku ini membuka peluang pemahaman yang benar antara pemerintah dan rakyat Papua Barat," kata Sekretaris Jenderal Front Persatuan Rakyat Papua Selfius Bobii. Karya Drooglever ini merupakan kajian ilmiah tentang sejarah Papua Barat.

Menurut Selfius, buku ini mengungkap kebenaran sejarah Papua yang selama ini ditutupi dan tidak bisa didialogkan.

Menurut Selfius, salah satu kebenaran yang ditemukan adalah Nieuw Guinea Raad yang dipilih secara demokratis oleh rakyat Papua pada 1 Desember 1961. Isinya tentang keinginan merdeka dan menjadi bangsa yang berdaulat serta sejajar dengan bangsa yang lain.

Belanda yang menjajah Papua Barat, kata Selfius, telah menerbitkan Gouvernementsblad van Nederlands-Niew Guinea pada 1991 tentang bendera negara berdasarkan dan lagu kebangsaan. "Selain itu telah ada berbagai persiapan ke arah kemerdekaan penuh," katanya.

Selfius mencontohkan persiapan pembentukan partai politik dan pelatihan petugas pemerintahan di dalam dan diluar negeri serta pembangunan di berbagai bidang. "Hal ini diperkukuh resolusi PBB nomor 1514 tahun 1990," katanya. Resolusi ini berisi pemberian kemerdekaan kepada negara-negara dan rakyat jajahan.

Selfiun mendesak pemerintah dan masyarakat Papua Barat duduk bersama untuk membicarakan masalah ini. Dia juga meminta DPR Papua dan lembaga yang memperjuangkan hak dasar masyarakat Papua untuk mendorong proses ini. "Jika tidak dipenuhi kami akan melakukan mogok sipil nasional," katanya. Rencananya aksi pemogokan dilakukan 28 November mendatang.(Lita Oetomo)

Sumber: Tempo Interkatif. Selasa, 15 November 2005 | 21:45 WIB (http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2005/11/15/brk,20051115-69232,id.html)

No comments: